Lin Chaoying (林朝英) adalah pendiri
kuburan Kuno. Dia seorang wanita yang tidak menikah karena cintanya
yang bertepuk sebelah tangan pada Wang Chongyang, pendiri aliran
Quenchen. Dizamannya dia merupakan pendekar wanita pembela yang lemah.
Sebelum menyepi di kuburan kuno, Lin Chaoying sering mengembara dan
bergelar dewi giok. Bahkan besar kemungkinan kuil Dewi Giok (Jade maiden
temple) di bangun untuk mengenang dirinya. Selama hidupnya, Lin
Chaoying selalu ditemani oleh pelayan setianya. Pelayan inilah yang
kemudian menjadi guru Li Mochou dan Siaw Liong Lie.
Siauw Liong Lie. Pada
awalnya dia adalah bayi mungil yang ditemukan oleh para pendeta aliran
Quenchen. Karena bayi itu perempuan maka dia tidak diterima di Quenchen.
Lalu dia diambil oleh pelayan Lin Chaoying dan di bawah ke kuburan
kuno. Sejak kecil dia di jaga dan dirawat oleh nenek Sun. Setelah besar
dia mulai berlatih kung fu di bawah ajaran gurunya yaitu pelayan setia
Lin Chaoying dan menjadi adik seperguruan Li Mou Chou. Siauw Liong lie
mempunyai nama kecil Long’er. Nama panggilan yang kemudian di gunakan
oleh Yoko setelah keduanya menikah. Siauw Liong Lie mempunyai sifat yang
lebih baik dari Li Mochou, karena itu dia dipilih untuk menjadi pewaris
aliran kuburan kuno.
Nenek Sun. Seorang wanita
tua yang tinggal bersama dengan Siauw Liong Lie dalam kuburan Kuno. Dia
adalah orang yang telah merawat dan membesarkan Liong Lie. Dia pula yang
kemudian menyelamatkan Yoko dan membawanya masuk ke kuburan kuno meski
harus melangar peraturan. Nenek Sun sangat menyayangi Yoko, namun karena
peraturan ketat Liong Lie, dia mengantarkan Yoko kembali ke Sekte
Quanzhen, lalu terbunuh secara tidak sengaja oleh Hao Datong. Dengan
napas sekarat, ia meminta Siauw Liong lie berjanji padanya untuk
mengurus Yang Guo seumur hidupnya. Janji yang kemudian membuat Liong Lie
menjadi istri Yoko dan hidup bersama suka dan duka.
Yoko. Tokoh utama dalam
Return of the Condor heroes merupakan murid dari Siauw Liong Lie. Sejak
kematian nenek Sun, Yoko lah yang telah menemani Liong Lie tinggal
dikuburan kuno. Selama 6 tahun, mereka berdua saling bergantung satu
sama lain tanpa campur tangan dari dunia luar. Tak heran jika dari
kedekatan itu muncul sekelumit rasa cinta dan rasa ingin memiliki yang
ketika di bawa ke dunia luar dan terekspos malah menjadi benih-benih
penderitaan bagi keduanya.
Li Mochou. Dalam rimba
persilatan di juliki sebagai scarlet serpen Deinty atau "Red Peri" (赤 练
仙子). Dia adalah kakak seperguruan Siauw liong Lie yang di usir oleh
gurunya. Dia memiliki kung fu nya jauh lebih kuat daripada Siauw Liong
Lie pada awal novel ini. Meskipun dia cantik dalam penampilan, dia
berubah menjadi pembunuh keji setelah kekasihnya Lu Zhanyuan
mengkhianatinya. Namun sisi kelembutannya muncul saat menjaga dan
merawat Kwee Siang yang di culiknya dari Siauw Liong li. Meski seumur
hidupnya dia selalu membuat masalah dan ingin mendapatkan kitab hati
gadis suci, tapi sebenarnya dia menyayangi siauw liong li, meski hanya
sedikit. Li Mochou memiliki banyak musuh, tapi mati karena bunuh diri
dengan melemparkan dirinya ke dalam api saat istana lembah putus cinta
terbakar.
Hong Lingbo. Adalah murid
Li Mochou. Dia agak bersimpati kepada Lu Wushuang sering berbicara untuk
dirinya. Hong Lingbo sebetulnya orang yg baik, hanya saja berguru pada
orang yang salah. Dia murid yang setia dan penurut terlepas dari rasa
takut pada Li Mochou. Diakhir hayatnya, Hong Ling Bo digunakan sebagai
pijakan kaki oleh gurunya untuk melepaskan diri dari bunga-bunga cinta
dan meninggal setelah ditusuk oleh duri bunga beracun tersebut.
Karena ilmu pedang berpasangan dari kitab hati gadis suci yang di mainkan oleh Liong Lie dan Yoko, Aliran kuburan kuno menjadi terkenal dan disegani oleh para pendekar rimba persilatan.